gapura bola - Menhub Budi: Kereta Cepat Whoosh jadi Buah Bibir di ASEAN bahkan Eropa
2024-10-09 13:21:48
Menhub Budi: Kereta Cepat Whoosh jadi Buah Bibir di ASEAN bahkan Eropa
Selasa, 03 September 2024 – 12:35 WIB Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi foto bersama Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Didiek Hartantyo, dan para delegasi dalam kegiatan ASEAN Railway CEO’s Conference (ARCEOs’ Conference) ke-44 di Hotel Pullman, Kota Bandung, Selasa (3/9/2024). Foto: Nur Fidhiah Shabrina/JPNN.comjpnn.com - BANDUNG -Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa kehadiran Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh telah menjadi perbincangan di antara negara-negara anggota ASEAN.
“Kita tahu bersama kebanggaan kita kereta cepat Whoosh itu menjadi buah bibir bukan di tanah air saja, tetapi di ASEAN bahkan di Eropa,” kata Menhub Budi saat menghadiri ASEAN Railway CEO’s Conference (ARCEOs’ Conference) ke-44 di Hotel Pullman, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (3/9).
“Menceritakan bagaimana Whoosh itu sukses dengan kecepatan, dengan kerapihan dan sebagainya, tentu ini menjadi tugas kita untuk me-manage dengan baik,” ungkapnya.
Baca Juga:- Begini Kesiapan KAI Logistik jadi Tuan Rumah Event ASEAN Railway CEOs Conference
Menhub Budi mengatakan konferensi ini mengumpulkan delapan operator kereta se-Asia Tenggara, yakni Keretapi Tanah Melayu (Malaysia), Vietnam Railways (Vietnam), Ministry of Public Works and Transport (Kamboja).
Kemudian, Lao National Railways (Laos), Philippne National Railways (Filipina), Myanmar Railways (Myanmar), State Railways of Thailand (Thailand), dan PT Kereta Api Indonesia (Indonesia).
“Kami mengajak para negara ASEAN untuk bersama-sama mengembangkan angkutan massal perkotaan khususnya yang berbasis rel,” kata Budi dalam konferensi pers.
Baca Juga:- KCIC Beri Diskon Spesial Tiket Kereta Cepat Whoosh, Sudah Bisa Dibeli
Dia mengatakan transportasi massal mulai diminati masyarakat di kota-kota besar, seperti Jakarta.
Menurut Budi, meskipun penggunaan transportasi massal di Indonesia belum maksimal, menggunakan transportasi berbasis rel, seperti MRT, LRT, dan kereta cepat, sudah menjadi gaya hidup.