singa nomor togelnya berapa

data cambodia 2021 - Memahami Polemik Istana Garuda di IKN, Sebuah Karya Ilegal? (II)

2024-10-08 04:45:57

data cambodia 2021,cuan toto wap login,data cambodia 2021

BAGIAN pertama artikel inimendapat respons beragam dari para pembaca, pro dan kontra terkait desain dan perancang Istana Garuda di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Pendapat pro dan kontra ini merepresentasikan dinamika dalam menyikapi pembangunan IKN yang melibatkan multi-sektor, multi-disiplin, dan multi-keahlian.

Nah, bagian kedua artikel ini mencoba menyoroti polemik mengenai estetika bentuk Istana Garuda.

Saya melihat, bentuk istana ini sangat gemuk dan tebal. Bilah-bilah baja menyerupai kisi-kisi vertikal membentuk siluet burung yang menyimbolkan Garuda mengepakkan sayap.

Meski sekilas menyerupai sosok makhluk asing yang besar berwarna kusam dan gelap, material baja ini diharapkan akan teroksidasi secara alami.

Semakin lama akan berubah menjadi hijau penuh pesona sebagaimana patung Garuda Wisnu Kencana di Bali dan Patung Liberty di New York.

Baca juga: Memahami Polemik Istana Garuda di IKN, Sebuah Karya Ilegal? (I)

Kendati demikian, masyarakat dan kritikus yang sinis beranggapan sebaliknya.

Mereka bukan yang pertama mengkritisi sebuah karya arsitektur. Jauh sebelumnya, pada abad pertama Sebelum Masehi, ada arsitek kuno Romawi Vitruvius Pollio yang menulis tentang Tiga Prinsip Emas hakiki untuk suatu bangunan dapat dirancang dengan baik.

Ketiga prinsip itu adalah firmitas atau daya tahan atau kekokohan; perlu memastikan integritas struktural bangunan.

Kemudian, utilitas atau kenyamanan atau kegunaan; bangunan perlu menyediakan penataan ruang yang efisien.

Terakhir, venusitas atau keindahan atau daya tarik; bangunan perlu memiliki kehadiran bentuk yang membangkitkan pesona.

Meski Tiga Prinsip Emas ini dianggap kritikus arsitektur modern sebagai hal usang namun masih penting dipertimbangkan dan yang paling sulit diukur secara mutlak ialah peran dari Venusitas.

Adalah sangat sulit menakar keindahan, daya tarik dan pesona dari suatu kehadiran karya arsitektur yang biasanya diidentifikasi dengan tampilnya suatu bangunan atau gedung bahkan Istana Garuda sekalipun.

Karya arsitektur itu hadir untuk digunakan manusia dan berfungsi. Oleh karena itu, karya arsitektur bukan sekedar ekspresi seni, emosi, rasa dan pencapaian estetika semata.

Daya tarik atau estetika menurut perdebatan filsafat juga berpeluang untuk menjadi sangat nisbi.