singa nomor togelnya berapa

cumi123 - Review Film: Kaka Boss

2024-10-08 20:17:53

cumi123,live chat jayatogel,cumi123Jakarta, CNN Indonesia--

KedatanganKaka Boss di bioskop dibayangi berbagai ekspektasi. Ia menjadi pertaruhan terbaru Imajinari yang masih mampu merawat kualitasnya sejak Ngeri Ngeri Sedap (2022) sampai Agak Laen (2024).

Kaka Boss juga membawa kearifan lokal dari Indonesia timur dalam cerita dan digadang-gadang dapat menampilkan warna baru yang berbeda.

Lihat Juga :
Sinopsis Kaka Boss, Mimpi Bos Penagih Utang Jadi Penyanyi Ternama

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka mengambil jalan cerdas untuk mengangkat cerita orang-orang dari Indonesia timur dengan nuansa yang baru, tidak pretensius, dan tidak canggung dalam membahas stereotip yang kerap tabu.

Rasa tertarik saya sudah tumbuh saat pertama kali mengetahui premis Kaka Boss. Film drama komedi itu menggabungkan cerita tentang ayah-anak perempuan dengan bisnis debt collector, dua dunia yang berbeda tetapi sangat mungkin bersinggungan.

Film Kaka Boss (2024)Review Film Kaka Boss: Kaka Boss juga membawa kearifan lokal dari Indonesia timur dalam cerita dan digadang-gadang dapat menampilkan warna baru yang berbeda. (Tangkapan layar YouTube Cinema 21)

Premis yang berkutat tentang hubungan Kaka Boss (Godfred Orindeod) dan anaknya, Angel (Glory Hillary), menjadi modal utama film tersebut mengeksplorasi berbagai bahasan.

Pilihan Redaksi
  • Review Film: Pilot
  • Review Film: Alien - Romulus
  • Review Film: Kang Mak (from Pee Mak)
  • Review Film: Blue Lock - Episode Nagi
  • Review Film: Thaghut

Beberapa bagian menawarkan perspektif baru mengenai dunia debt collector hingga jasa keamanan yang kerap menjadi stereotip bagi orang Indonesia timur.

Arie dan Kristo membahas isu tersebut dengan cara yang lugas dan tetap apa adanya. Mereka memberi porsi seimbang antara situasi ideal dengan realita yang saat ini masih mengakar.

Sebut saja ketika niat mulia Kaka Boss tidak bisa sepenuhnya tersampaikan karena perangai mengerikan dan pembawaannya yang keras.

Berbagai topik yang diangkat itu bersanding dengan cerita tentang seorang ayah dan anak perempuannya. Tema yang sudah jamak dipakai ini menjadi unik karena latar belakang Kaka Boss sebagai pengusaha jasa keamanan hingga penagih utang.

Dua bagian itu lantas menjadi pemantik premis Kaka Boss yang bermimpi menjadi penyanyi demi anak, tanpa menyadari bahwa suaranya sumbang. Ketiga bagian itu adalah modal bagi Arie dan Kristo untuk mengolah cerita menjadi suguhan drama komedi menawan.

Sentuhan komedi dalam Kaka Boss secara garis besar masih sangat menghibur. Sebagian besar bit komedi dalam cerita ditulis dengan rapi.

[Gambas:Video CNN]



Namun, saya merasa Kaka Boss agak telat panas dalam menghadirkan komedi yang mampu mengocok perut. Gempuran komedi sekitar 20 menit awal film ini tak semuanya berbalas tawa penonton.

Pilihan Redaksi
  • Review Film: Deadpool & Wolverine
  • Review Film: Kabut Berduri
  • Review Film: Hijack 1971
  • Review Serial: House of the Dragon - Season 2

Saya dan penonton lain baru tertawa kompak ketika Kaka Boss pertama kali masuk studio rekaman. Sejak saat itu, persentase adegan jenaka yang mampu menggelitik perut terus meningkat.

Sentuhan komedi itu juga tidak menghalangi elemen dramanya. Kaka Boss tetap mempunyai adegan-adegan 'serius' supaya cerita terus berjalan.

Namun, unsur drama itu jarang yang berkesan meski jumlahnya signifikan. Perjalanan Kaka Boss di tengah cerita kemudian menjadi agak mengendur akibat adegan yang kurang intens.

Saya menduga salah satu penyebab utama dari catatan tersebut adalah chemistry karakter yang naik turun sepanjang cerita. Interaksi Kaka Boss dengan anak buah hingga keluarganya kadang berhasil mengocok perut atau menyentuh hati, tetapi ada pula yang lewat begitu saja.

Beruntung, film itu mampu berbenah sehingga kualitasnya perlahan membaik. Akhir cerita Kaka Boss juga dieksekusi dengan manis dan mengharukan.

Ending itu pun membuat saya menyadari bahwa Imajinari mulai menemukan karakternya jika melihat film-film yang sudah tayang. Semua film studio produksi itu memiliki eksekusi babak ketiga yang nyaris selalu menyentuh hati.

Film Kaka Boss (2024)Review Film Kaka Boss (2024): Satu hal lain yang juga harus dibahas adalah hasil produksi Kaka Boss. Film ini terasa sangat naik kelas dibanding rilisan Imajinari yang lampau. (Tangkapan layar YouTube Cinema 21)

Satu hal lain yang juga harus saya bahas adalah hasil produksi Kaka Boss. Film ini terasa sangat naik kelas dibanding rilisan Imajinari yang lampau.

Eksekusi visual Kaka Boss terlihat begitu matang dan terkonsep. Bahkan, sejak awal, penonton langsung disuguhkan adegan battle dance yang digarap dengan begitu niat.

Sinematografi yang menawan itu disempurnakan dengan scoring musik dan berbagai soundtrack Kaka Boss. Terasa betul usaha Arie dan Kristo memberikan panggung terbaik bagi talenta dari timur Indonesia.

Penonton mula-mula disuguhi adegan tari penuh energi yang dipimpin Chun Funky Papua. Selain itu, musik hip hop disajikan sebagai scoring hingga ikut menjadi bagian dari cerita.

Lihat Juga :
5 Hal Menarik Film Kaka Boss, Cerita soal Perantau dari Timur

Alunan hip hop dan lagu-lagu rap itu bahkan disokong langsung oleh rapper Saykoji yang menjadi penata musik bersama Alden Luhukay.

Film tentang Indonesia timur yang mengusung warna-warni musik tentu takkan lengkap jika tidak 'menghadirkan' Glenn Fredly, salah satu seniman dari timur paling berpengaruh dalam industri musik.

Kaka Boss memberi penghormatan bagi mendiang Glenn Fredly dengan menghadirkan lagunya sebagai soundtrack sekaligus bagian penting dalam usaha Kaka Boss menjadi kebanggaan Angel.

Eksekusi ini menjadi penegasan bahwa Kaka Bung, sapaan akrab Glenn, mempunyai tempat yang spesial bagi Kaka Boss, orang-orang di dalamnya, maupun bagi orang Indonesia Timur lainnya.

[Gambas:Youtube]



(end)