singa nomor togelnya berapa

lawas toto - Kembangkan Kasus Proyek Fiktif di Amarta Karya, KPK Menahan 2 Tersangka Baru

2024-10-06 12:00:53

lawas toto,arti belalang masuk rumah menurut primbon jawa,lawas toto
JPNN.com » Nasional » Hukum » Kembangkan Kasus Proyek Fiktif di Amarta Karya, KPK Menahan 2 Tersangka Baru

Kembangkan Kasus Proyek Fiktif di Amarta Karya, KPK Menahan 2 Tersangka Baru

Rabu, 15 Mei 2024 – 18:13 WIB Kembangkan Kasus Proyek Fiktif di Amarta Karya, KPK Menahan 2 Tersangka BaruFacebook JPNN.comTwitter JPNN.comPinterest JPNN.comLinkedIn JPNN.comWhatsapp JPNN.comTelegram JPNN.comKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menahan dua tersangka baru terkait pengembangan kasus di PT Amarta Karya. Pengembangan ini terkait dugaan korupsi terkait proyek pengadaan subkontraktor fiktif tahun 2018-2020 di PT Amarta Karya (Persero). FOTO: Ilustrasi: arsip JPNN.com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menahan dua tersangka baru terkait pengembangan kasus di PT Amarta Karya. Pengembangan ini terkait dugaan korupsi terkait proyek pengadaan subkontraktor fiktif tahun 2018-2020 di PT Amarta Karya (Persero).

Diketahui, Majelis hakim Pengadilan Tipikor Bandung menyatakan eks Bos Amarta Karya Catur Prabowo serta Trisna Sutisna terbukti bersalah bersama-sama melakukan korupsi proyek fiktif.

"Atas fakta hukum tersebut, dilakukan pengembangan penyidikan dan pengumpulan alat bukti. Dengan menetapkan dan mengumumkan sebagai tersangka," kata Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu di Gedung KPK, Rabu (15/5).

Baca Juga:
  • KPK Minta Pengusaha Travel Fuad Hasan Kooperatif pada Panggilan Hukum

Mereka merupakan karyawan PT Amarta Karya, Pandhit Seno Aji, dan Deden Prayoga. Kedua tersangka disebut menjadi orang kepercayaan dari Catur Prabowo.

Pandhit dan Deden merupakan orang kepercayaan dari Catur Prabowo yang menjabat Direktur Utama PT AK Persero. "Diperintahkan dan ditugaskan untuk memenuhi berbagai kebutuhan pribadi dari Catur Prabowo," kata Asep.

Pandhit dan Deden kemudian mendirikan badan usaha fiktif untuk mencari uang. Uang tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadi Catur.

Baca Juga:
  • Sekjen DPR Hadiri Pemeriksaan KPK Terkait Korupsi Rumah Jabatan Legislator

Pandhit dan Deden kemudian mendirikan dan mencari badan usaha berbentuk CV.

"Untuk dijadikan seolah-olah sebagai subkontraktor dari PT AK Persero untuk menerima pembayaran kerja sama subkontraktor PT AK Persero," ujar Asep.